Friday, June 15, 2012

Caravaggio 4


Power and Religion
            Setelah saya membaca novel The Man Who Became Caravaggio ini, saya mendapatkan sebuah gambaran tentang betapa berkuasanya sebuah aspek keagamaan pada masa tersebut. Dalam hal ini diibaratkan bahwa aspek keagamaan atau religius ini seper sesuatu hal yang mendunia dimana semua aspek kehidupan baik itu aspek jasmani maupun rohani diatur oleh agama dalam hal ini agama yang dimaksud adalah Gereja karena peristiwa yang terjadi pada masa M ini ada di Eropa yang menganut agama kristen. Nah, dengan ikut campurnya agama dalam urusan dunia, maka apa pun yang dianggap melanggar ketentuan agama akan di hukum dan hukuman tersebut harus sesuai dengan hukum agama yang dibuat oleh agam itu sendiri.
            Ketika M menafsirkan lukisan-lukisannya yang indah dan genius itu, agama memandang bahwa lukisan M merupakan lukisan yang melewati batas religius. Dalam artian, lukisan M mengkritik keras peran agama yang sebenarnya. Seperti contohnya pada lukisannya yang berjudul Mary Dead. Ilustrasi yang tergambar dalam lukisan ini adlaah adanya penggambaran proses kematian itu seperti apa sih, menurut M. Namun, disisi lain, gereja tidak suka M ikut campur dalam urusan agama yang menurut orang-orang pada saat itu yang hanya tahu mengenai urusan kematian adlaah Tuhan, tetapi M mengilustrasikan proses kematian tersebut dalam lukisannya. Gereja engan keras melarang diterbitkannya lukisan M karena dianggap melanggar norma agama pada saat itu. M sebagai seorang yang revolusioner tidak begitu saja menyerah, dia terus saja melukiskan hal-hal yang berhubungan dengan dunia. Apa saja yang terjadi di dunia, disekitarnya, peristiwa yang ia lihat, M menggambarkannya dalam lukisan. Namun, dari semua lukisan M, hampir semuanya berhubungan dengan gereja, sehingga M dilarang melukis kembali.
            Dari kejadian diatas, dapat kita simpulkan bahwa M disini mencoba untuk mengkritik peran agama dalam aspek kehidupan. Seperti yang kita tahu bahwa agama merupakan suatu hal yang bersifat personalitas, hubungan antara manusia dengan Tuhannya, bukan hubungan Tuhan dengan masalah yang terjadi di dunia. Jadi, dengan adanya pemikiran M yang melihat bahwa tidak seharusnya agama ikut campur dalam urusan duniawi, masyarakat juga merasakan hal tersebut, sehingga banyak terjadi masalah-masalah mengenai peran agama dalam aspek kehidupan. Dan juga saya melihat bahwa M melukis tidaklah bertentangan dengan apa yang tercantum dalam agama. M mencoba melukiskan apa yang ada di dalam pikirannya, baik itu peristiwa yang ia lihat disekitarnya ataupun peristiwa yang terjadi pada waktu itu. Terlihat dari inspirasi-inspirasi yang muncul dalam lukisan M merupakan penggamabaran dari apa yang telah ia lalui semasa dia melukis.
            Saya juga memperhatikan sendiri bahwa M melukis dengan metodenya sendiri\, makanya dia disebut sebagai penemu teori melukis dengan kanvas. Masih terkait dengan aspek keagamaan tadi, bahwa M bisa dianggap juga sebagai pemikir masa depan karena berkat lukisannya, manusia sadar bahwa ada suatu ruang pemisah antara peran agama dalam masyarakat itu seperti apa dan mempersempit ruang lingkup agama menuju lingkup sosial, maksudnya adalah agama bukan lagi urusan sosial, tetapi agama merupakan urusan pribadi masing-masing manusia di dunia ini 

No comments:

Post a Comment